Minggu, 10 Juli 2011

kepemimpinan dalam muhammadiyah


KEPEMIMPINAN DALAM MUHAMMADIYAH
Organisasi Muhammadiyah didirikan di Yogjakarta pada 8 Zulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M. Pendirinya KH Ahmad Dahlan. Jadi, usia Muhammadiyah telah hampir satu abad. Maksud dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah adalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Adapun usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah untuk mencapai maksud dan tujuannya antara lain dengan bertabligh, pengkajian Islam, mempergiat ibadah, mempertinggi akhlak, memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan, mengembangkan ekonomi masyarakat, menumbuhkan ukhuwah Islamiyah, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, dan usaha-usaha lain. Usaha-usaha yang dikemukakan tersebut merupakan bagian dari apa yang tertera di dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah. Secara mendasar dapat dikemukakan bahwa Muhammadiyah didirikan untuk kejayaan Islam dan kemaslahatan masyarakat bangsa dan negara.

         Dalam perjalanan Muhammadiyah yang hampir satu abad tentu banyak mengalami pasang surut, banyak tantangan yang dihadapi. Alhamdulillah, hingga kini Muhammadiyah tetap eksis, tetap menjadi salah satu kekuatan ummat dan bangsa. Salah satu faktor penentu dari kuat-lemahnya keberadaan Muhammadiyah adalah karena unsur kepemimpinannya, yaitu keberadaan para pemimpinnya. Oleh karena itu, kepemimpinan dalam Muhammadiyah sangat perlu mendapat perhatian oleh segenap warga Muhammadiyah di semua tingkatan, mulai dari tingkat pimpinan pusat, pimpinan wilayah, pimpinan daerah, pimpinan cabang, dan pimpinan ranting. Memang, sistem organisasi (khususnya administrasi Muhammadiyah) cukup rapi, struktur kepemimpinannya jelas, walaupun jalan kepemimpinannya bervariasi dan penuh dinamika, sesuai situasi di mana Muhammadiyah itu berada.
Pada awal-awal berdirinya pimpinan Muhammadiyah lebih banyak yang berpredikat ulama, mereka yang cukup mempunyai ilmu agama. Baru setelah 10 atau 15 tahun terakhir yang menjadi pimpinan Muhammadiyah sangat bervariasi, tidak didominasi oleh ulama, tetapi sudah menyatu dengan mereka yang berlatar belakang pendidikan umum. Jika dahulu pimpinan Muhammadiyah cukup banyak dimotori oleh pedagang, sekarang sedikitnya sudah bergeser.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar melakukan berbagai amal usaha. Amal usahanya berupa panti asuhan, balai pengobatan dan rumah sakit, lembaga pendidikan (dari TK hingga Perguruan Tinggi, termasuk pesantren), masjid dan mushallah, koperasi atau lembaga ekonomi lainnya. Semuanya itu memerlukan pimpinan yang handal, pimpinan yang arif, pimpinan yang sabar dan ikhlas, pimpinan yang jujur, tentu saja pimpinan yang mengerti maksud kepemimpinan atau menejemen dalam arti ilmu dan gaya. Kiranya gaya kolegial atau kebersamaan menjadi kekhasan dalam organisasi Muhammadiyah.

         Unsur ulama dalam kepemimpinan Muhammadiyah tidak bisa ditinggalkan. Muhammadiyah itu berdiri atau didirikan oleh seorang ulama kharismatik, KH Ahmad Dahlan. Dalam kondisi sekarang, tentu saja diharapkan ulama yang duduk di pimpinan Muhammadiyah Kalsel adalah mereka yang sedikit-banyak mengetahui dan dapat menerapkan strategi memimpin. Hal ini sangat penting karena sebuah organisasi juga harus memanfaatkan ilmu kepemimpinan. Dengan organisasi diharapkan secara maksimal dapat bergerak untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seseorang yang dipilih sebagai pimpinan hendaknya disesuaikan dengan bidang keahliannya - walaupun tidak mutlak, bisa saja sambil bekerja, sambil belajar dan menyesuaikan diri.
Kepemimpinan dalam Muhammadiyah juga sebaiknya memperhatikan kekuatan dan kecepatan kerja. Karena itu, peran generasi muda perlu dimunculkan dalam Muhammadiyah. Jadi, perlu adanya semacam pemaduan antara ‘tua dan muda’. Hal ini dimaksudkan untuk menyongsong alih generasi dan penyegaran. Hal ini juga dapat dianggap sebagai bentuk penghargaan dan kepercayaan dari orangtua kepada anaknya.
Menjadi pimpinan di Muhammadiyah berarti ikhlas berkorban, siap berpikir dan siap bekerja. Hal ini terkait dengan keberadaan amal usaha yang harus dijalankan oleh Muhammadiyah, terkait dengan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah, terkait dengan organisasi pembaharu. Sebagai pimpinan di Muhammadiyah dituntut untuk dapat menjadi teladan atau panutan bagi warganya dan masyarakat sekitarnya, yang mampu memelihara citra Muhammadiyah, memelihara pandangan masyarakat terhadap Muhammadiyah. Menjadi pimpinan Muhammadiyah sepatutnya dapat menambah bilangan kebaikan bagi masyarakatnya, menambah kesejukan di mana ia bertempat tinggal, dapat menjadi penggerak bagi ukhuwah Islamiyah. Sebagai pimpinan Muhammadiyah harus dapat berpandangan luas dan objektif dalam menyikapi segala persoalan organisasi, termasuk pula dalam menyikapi dinamika masyarakat. Betapapun juga organisasi Muhammadiyah merupakan lapangan buat beramal saleh, buat bekerja untuk kepentingan ummat, buat menjalankan dakwah Islamiyah. Hal ini perlu dicamkan oleh setiap pimpinan pada setiap tingkatan. Dengan demikian seorang pimpinan tidak akan muyak atau bosan dalam menjalankan organisasi, apalagi harus putus asa.

         Salah satu keikhlasan kepemimpinan dalam Muhammadiyah adalah adanya nuansa keagamaan yang cukup kuat. Dalam kegiatan apapun, Muhammadiyah berusaha menciptakan suasana relegius. Setiap kegiatan senantiasa sangat memperhatikan pelaksanaan ibadah sholat, sehingga jadwal yang disusun diatur sedemikian rupa agar tidak melanggar/ menyulitkan anggota untuk sholat. Dalam kegiatan kepanduan (pramuka), persepakbolaan (HW) juga menempatkan nuansa pengabdian kepada Allah sebagai sesuatu yang teramat penting. Hal-hal ini juga merupakan pelajaran berharga yang senantiasa diperhatikan oleh segenap pimpinan.

Pimpinan Muhammadiyah hendaknya dapat secara peka memberikan masukan bagi masyarakat, termasuk dalam rangka pemberdayaan ekonomi ummat. Hal ini amat penting dalam menyongsong keadaan masyarakat sekarang dan akan datang. Dalam kaitan ini, kiranya Muhammadiyah dapat menciptakan upaya pemberdayaan ekonomi ummat, walaupun hanya melalui satu usaha ekonomi, yaitu berupa koperasi yang dapat diandalkan. Sekarang, memang telah berdiri beberapa koperasi, namun geraknya masih belum seperti yang diharapkan, masih ‘tertatih-tatih’.

Untuk mendirikan dan menggerakan koperasi, maka diperlukan sumber daya manusia yang memadai, tentunya juga dukungan para ‘orang kaya’ Muhammadiyah. Di sinilah, diperlukan adanya unsur pimpinan yang termasuk ‘kuat kantong’ untuk mendorong bagi pelaksanaan peran Muhammadiyah dalam meningkatkan ekonomi ummat.
Sebenarnya, banyak hal yang perlu diangkat dalam kaitan dengan kepemimpinan dalam Muhammadiyah, khususnya dalam lingkup Muhammadiyah Kalimantan Selatan, namun yang juga cukup menentukan adalah cara pandang warga Muhammadiyah itu sendiri terhadap kepemimpinan dan bagaimana harusnya ber-Muhammadiyah, bagaimana harusnya ber-masyarakat atau berinteraksi dengan lingkungannya.
Ridwan Furqoni Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan adalah salah satu penentu keberhasilan. Kepemimpinan yang kuat, visioner pasti membawa organisai tersebut kepada kemajuan.
Muhammadiyah adalah organisasi usianya tua, besar, serta jaringannya luas. Semakin hari Muhammadiyah dihadapkan pada permasalahan umat dan bangsa yang semakin kompleks. Agar gerak Muhammadiyah lebih progresif dan efektif menjadi solusi bagi umat dan bangsa ini, Muhammadiyah membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan visioner. Secara kolektif kepemimpinan Muhammadiyah harus mampu memberi arah gerakan ini ke depan dan mampu memimpin gerak perjuangan Muhammadiyah tersebut secara efektif.
Sedikit evaluasi untuk kepemimpinan Muhammadiyah 2005 2010, tidak cukup menamtampakkan arah gerakan. Din Samsudin lebih sering tampil secara pribadi di muka publik bersama para artis dan selebritis kalu tidak persama para politisi. Sementara tim Pimpinan Muhammadiyah yang lainnya jarang hadir membrikan arah dan motivasi di hadapan publik. Disinilah kepemimpinan Muhammadiyah tampak jalan ditempat pada saat Muhammadiyah perlu banyak melakukan pembenahan secara cepat.
Bagaimana kepemimpinan pasca Muktamar yang akan datang? Tentu kita berharap akan ada perubahan yang fundamental pada kepemimpinan yang akan terbentuk nanti. Tapi mungkinkah forum yang sangat mahal itu akan menjadi momentum perubahan?
Top of Form
Saumi Rizqiyanto Tentunya kepemimpinan yang mampu mengayomi segenap anggota muhammadiyah! Mampu memfungsikan segenap amal usaha muhammadiyah dan pada akhirnya bisa menghargai hasil kerja keras para kader-kadernya. Terus terang saya agak kecewa dengan kepemimpinan Din Samsyuddin sekarang! Saat Laskar Pelangi yang merupakan buah hasil kerja nyata dari Andrea Hirata [karya anak muhammadiyah dan anak bangsa paling fenomenal] diapresiasi oleh segenap penjuru dunia, yang mampu melambungkan nama muhammadiyah di pentas dunia. Din Syamsuddin seperti acuh malah sibuk promo film Ayat-ayat cinta dan Ketika Cinta Bertasbih yang notabene bukan karya anak muhammadiyah sendiri! Mendakwahkan film2 yang faham keagamaannya tidak bercirikan Muhammadiyah. Demikian unek2 saya!
Top of Form
Annisa' Malahayati Muhammadiyah merindukan sosok seperti Ahmad Dahlan...A.R Fahruddin...para Rijaludda'wah di zaman ini...Sosok yang memang benar2 faham Islam dan dakwah...dan bagaimana menjaganya sehingga tatap berada pada assholah da'wahnya...!Muktamar 2010 besok spertinya blm bisa kita harapkan untuk transfer kepemimpinan yang lebih baik...bukannya pesimis!tapi karena permasalahanyya terlalu kompleks dan sistemik!jadi benar butuh waktu panjang untuk memperbaikinya!!!
Mulai perbaiki muhammadiyah di ranah yang kita bisa, yg di IPM ya di IPM, yg di NA ya diNA dan sterusnya...yang di ranting perbaiki yang ranting dulu...yg di cabang perbaiki yg di cabang dulu dan sterusnya...kalo semua punya kesadaran sprti itu, insya Allah...one day...matahari akan benar bersinar di ufuk timur sana!kuncinya...Perbaiki perkaderan Muhammadiyah! gencarkan pembinaannya!! dan yg pasti jaga keikhlasan...krn ini memang bukan perkara mudah....hanya orang ikhlas sj yg bisa bersabar mnjalani proses...Pelan...tahap demi tahap...dan jangan tergesa2 (mski prmasalahan begitu kompleks)...bismillah..insyaAllah pasti pertolongan-Nya selalu hadir dalam setiap kerja dakwah kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar