Selasa, 12 Juli 2011

sejarah islam


PENDAHULUAN
Darmanto
Pemerintah bani umayyyah sering dikesankan oleh sebagian sejarawan sebagai Rejim diktator totaliter yang tidak segan melakukan tindakan politik busuk terhadap lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu bani umayyah tidak layak memimpin umat pada zamannya, dengan kata lain bani umayyah tidak memiliki syarat-syarat sebagai pemimpin islam. Syarat-syarat tersebut sebagaimana yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW dan khlifahur rasyidin. Lagi pula kualitas keagamaan mereka kurang memadai, karena tidak sempat bersahabat dengan nabi.
Kenyataan-kenyataan diatas membuat mereka kurang memiliki syarat sebagai pemimmpin yang sesuai dengan konsepsi islam. Kekurangan tersebut lebih disebabkan oleh cara berfikir mereka tradisional, masih didomonasi oleh nilqi-nilai jahiliyah, mereka mementingkan keduniaan dan dalam kehidupan social kemasyarakatan daulah umayyah berani meninggalkan prinsip-prinsip musyawara, karena yang ditonjolkan adalah egoisme yaitu demi kepentingan pribadi. Memang dari segi manjemen pemerintahannya memilki kecakapan, tapi dari segi kepemimpinan isalammereka tidak memnuhi criteria.
Sementara sejarawan lainnya mempunyai nilai tersendiri, daulah bani umayyah dianggap sebagai pemerintahan islam yang memiliki pandangan luas, mampu mengangkat islam keatas singgasana kekuasaan yang popular didunia pada waktu itu.
Banu umayyah dapt menguasai wilayah kerajaan Byzantium. Dari segi islamisasi berarti bisa menadingi keangkuhan agama Kristen. Kemampuan bani umayyah memperluas kekuasaannya ke nerbagai penjuru dunia, merupakan kebanggaan tersendiri bagi umat islam, eengan perluasan itu berarti islam tidak hanya dianut orang arab, tetapi juga orang ajam. Dengan demikian benarlah bahwa islam diturunkan kedunia ini untuk dipeluk oleh semua bangsa, sekaligus rahmat basi alam semesta.
Rasanya sangat menarik apabilah peranan daulah umayyah kaji lebih lanjut, terutama dalam strategi dan kebijakan politiknya, sehingga mampu mempertahankan kekuasaannya hapir seratus tahun. Lebih-lebih lagi bani umayyah sangat berani mengambil tindakan politik  yang sama sekali berbeda dengan politik yang dijalankan oleh khulafaur rasyidin. Dilihat dari segi politik tentunya tidak mudah bagi bani umayyah untuk merubah  system politk sebelumnya yang sudah mapan, adanya kesulitan itu terbukti timbulnya kelompok oposisi yang memberontak pada pemerintahan pusat, meski pada akhirnya bani umayyah sendiri bisa meredamnya, sehingga pemerintahannya itu bisa bertahan cukup lama. Oleh karena itu ia bisa melakukan pembangunan di berbagai bidang sosial kemasyarakatan seperti, eonomi, pertanian, pembangunan kota, kebudayaan, dll. kesemua pembangunan ini akibat adanya stabilitas politik pemerintahan bani umayyah.
Dalam pembahasan ini saya mensistematiskan sebagai berikut:
Bab pertama, latar belakang berdirinya daulah bani umayyah dengan melihat kondisi historis kehidupan mereka pada masa rasulullah dan khulfaur rasyidin. Dilanjutkan dengan strategi politik dalam negeri dan luar negerinya selama 92 tahunberkuasa berkuasa didamakus.
Bab kedua, membahas ekspansi meliter yang dilakukan bani umayyah ke berbagai wilayah dalam upaya penyebaran pengaruh kekuasaanya. Disini akan diperoleh gambaran apa yang melatar belakangi ekspansi secar militerdan bagaimana dampaknya terhadap islam.
Bab ketiga, mengungkapkan berbagai gerakan oposisi yang berusaha merongsong kekuasan bani umayyah dan bagaimana para kelompok oposisi mencari rumusan idiologi islam,
Bab keempat, pembahasan terakhir pda proses jatuhnya daulah bani umayyah yang kemudian diganti dengan naiknya daulah bani abasiyah.
Bab kelima, menyoroti sejauh mana hasil pembnganun ynag dicapai bani umayyah selama kekuasaannya didamaskus, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hal ini merupakan sumbangan besar untuk umat islam sesudahnya.








BAB I
DAULAH BANI UMAYYAH DI DAMASKUS
A.    Latar belakang berdirinya daulah bani umayyah
Bermula dari sisitem pemerintahan ustsman bin affan yang nepotism: memberikan jabatan atas dasar kekerabatan, telah menimbukan berang kalangan kelompok muslim yang sakit hati karena dipecat. Akhirnya kebijaksanaan itu telah mengakibatkan terbunuhnya utsman sendiri, yang kemudian terkenal dengan peristiwa Alfitnah Alkubra pertama dalam islam.
Khlifah utsman sebenarnya mempunyai dukunagan kuat dari masyarakat luas, mengingat kepribadiannya yang lemah lembut, berbeda dengan khglifah Umar Bin khattab  sebelunya dikenal keras. Kelembutan dan kesahajaan utsman sudah dikenal masyarakat pada waktu itu. Diriwayatkan, “pada suatu hari utsman membawa sedikit kayu bakar dari kebunnya, padahal ia memiliki beberapa pembantu, ada seseorang yang bertanya kepadanya, “mengapa tidak disuruh saja pembantumu membawa kayu bakar itu,? Utsaman menjawab, “aku bias membawa sendiri”. Utsman juga dikenal kedermawanannya dan tidak sombong, berkata utsman, seandainya aku ttidak kuatir dalam islam terdapat lobang yang dapat kututup dengan harta ini, niscaya aku tidak mengumpulakannya”. Artinya har itu akan dipergunakan untuk mencurahkan rasa persaudaraan dan kasih sayangnya dengan memeberi mereka yang emmebutukannya.
Pada masa pemerintahan umar bin khattab sistem pemerintahan berbentuk system desentralisasi dengan memberi bebrapa hak otonomi kepada pemerintah daerah. Dalam perkembangan selanjutnya system ini tidak terkendali dan sulit dikontrol oleh pemerintah pusat, sehingga ada kecendrungan pemerintah daerah melepaskan diri dari pusat. Untuk mengatasi hal itu utsman melakukan pergantian beberapa orang gubernur yang dianggapnya kurang loyal terhadap pemerintahan pusat dengan kerabat-kerabatnya.
Dengan salah penggunaan wewenang kekuasaan utsman mendapat kritikan-kritikan dari mesir, kufah dan basra, bahkan tidak sekedar mengeritik mereka menuntut pengunduran diri utsman dari jabatan khlifah. Kemudian mengajukan bebrapa calon pengganti utsman, dari mesir yaitu Ali Bin Abi thalib, dari basrah thalhah dan zubair bin awwam dicalon dari kufah., pada calon tersebut menolak tindakan sebagian masyarakat yang melakukan unjuk rasa. Mereka mendesak supaya utsman segera mundur, dengan kewibawaan utsman pemebelaan dari syiria itu tidak berhasil melawan kaum yang pembangkang, akhirnya utsman dibunuh ketika membaca alQuran.
Ali bin Abi Thalib kenudian diangkat menjadi khalifah menggantikan utsman, namun sebagian orang menolak kedatangan Ali, alasanya karna tidak melalui prose demokratis, sementara kaum muslimin menghendaki seharusnya tidak tidak berfikir dulu untuk pengganti khalifah, tapi hendaknya mengurus dulu tentang masalah kematian utsman. Rupanya Ali berpendapat lain, menyelamatkan Negara lebih penting dari ancaman kekosongan pemimpin Negara.
Sementra itu Gubernur Syiria, mu’wiyah bin Abi sufyan (salah satu kerabat utsman) berusaha untuk menuntut atas kematian utsman, kemudian ali mengusut hingga tuntas peristiwa pembunuhan, bahkan secara tidak langsung mu’wiyah menuduh ali ada dibelakang peristiwa itu. Tuntutan mu’wiyah dibarengi dengan ancaman perng terbuka, sehingga penolakan ali terhadap pengusutan peristiwa kematian utsaman telah mendorong mu’wiyah untuk menyerang ali bin abi thalib. Memang ambisi mu’wiyah untuk menjadi khlifah sudah tersirat dia diangkat gubernur oleh khlifah umar bin khattab, waktu itu mu’wiyah mengemukakan ambisinya dihadapan ayahnya abu sofyan, ayahnya menjawab, “hai anakku, sesunggunya orang-orang muhajirin itu telah lebih dahulu masuk islam dari pada kita, karenanya memreka memperoleh kedududkan tinggi. Kita terdesak karena keterlambatan kita, sehingga kita pengikuyt mereka, kini mereka menyerahkan kekuasaan besar kepadamu, patuhilah mereka, karna kamu masih dalam perjalanan menuju suatu titik yang belum kamu capai, kalau kamu telah sampai sungguh kamu akan merasa lega.
Tuntutan mu’awiyah terhadap ali atas kematian utsman itu ternyta dapt sokongan dari sahabat lainya termasuk aisyah istri nabi. Ia bersama Abdullah bin zubair memberontak terhadap ali yang dikenal dengan perang jamal  ( karena aisyah dan pasukannya mengendarai unta). Dalam perang jamal itu aisyiah mengerahkan pasukan 20.000 tentara, tetapi pasukan ali jauh lebih kuat. Akhirnya pertempuran yang terjadi diluar kota basrah pada tahun 56 H itu dimenangkan oleh ali bin abi thalib, yang tentaranya dikenal dengan “khuda baskh”.
Dalam pertempuran ini Zubeir bin Awwam dan Tolhah gugur,sedang Aisyah dibebaskan dan pulang dengan dikawal 40 orang yang terdiri dari para wanita yang menyamar sebagai laki-laki.
Sementara Gubernur Mu’awiyah telah mempersiapkan 70.000 tentara untuk melakukan penyerangan terhadap Khalifah Alin bin Abi Thalib, maka terjadilah perang siffin,yang dikenal dengan Al Fitnah Al Kubra yang ketiga. Dalam pertempuran ini Mu’awiyah hamper menderita kekalahan, namun ia meminta gencangan senjata yang dilanjutkan dengan perundingan (tahkim). Akhirnya setelah terjadi tawar-menawar baik kalangan intern tentara Ali maupun dengan pihak Mu’awiyah dispakati untuk mengadakan perundingan di Daumatul Janda. Dalam perundingan itu Ali bin Abi Thalib mengutus Abu Musa Al Asy’ari sebagai juru bicara,sedangkan dari pihak Mu’awiyah diutus Amru bin Ash. Dengan saksikan oleh ribuuan tentara dari kedua  belah pihak, ditetapkan masing-masing akan menarik kedudukan khalifah, kemudian dilakukan  pemilihan secara musyawarah. Abu Musa Al Asy’ari yang kebetulan lebih dahulu menyatakan pengunduran Ali dari jabatan Khalifah, disambut oleh bin Ash dalam bidatonya dengan menetapkan Mu’awiyah sebagai khalifah, dan mengatakan: “Kalau Ali sudah ditarik dari kedudukannya, maka tinggallah Mu’awiyah seorang yang akan meneruskan jabatan khalifah”.
Siasat ini benar-benar menimbulkan kekecewaan pada pihak Ali bin Abi Thalib dan menimbulkan konflik intern, sebaliknya di pihak  Mu’awiyah telah tumbuh rasa persatuan dan kesatuan yang menambah kokoh kedudukan Mu’awiyah.
Kekecewaan pada pihak ali bin abi thalib dan menimbulkan komflik intern, sebaliknya  dipihak mu’awiyah telah tumbuh rasa persatuan dan kesatuan yang menambah kokoh kedududkan mu’awiyah.
Dengan melihat prundingan di atas, ada beberapa keliruan yang dilakukan oleh ali bin abi thalib. Pertama, secara tidak langsung ali bin abi thalib telah menerima kedudukan mu’awiyah sebagai hlifah tandingan. Disini ali telah kalah dalam taktik dan strategi politik.
Kedua, yang jelas hal ini memebuktikan bahwa kedudukan ali tidak cukup kuat waktu itu sehingga terpaksa harus menerima prundingan. W.A. Wincink, dia berpendapat yang kalah dalam perang siffin adalah psukan ali.
Pada akhirnya ali menjadi korban pembunuhan oleh Abdurrahman bin muljam pada tahun 40 H. Maka jabatan khalifah selajutnyab diserahkan pada hasan bin ali yang didukung oleh pemuka-pemuka dari irak. Namun sebelum sampai 6 bulan hasan memerintah jabatan khalifah disrahkan pada mu’awiyah dengan alas an menghindari perpecahan islam. Kejadian ini di kenal dengan “ ‘amul jama’ah “ (tahun persatuan umay islam). Dengan diberikan kepada mu’awiyah secara resmi di akui oleh segenap jama’ah muslim.
B.  Politik dalam negeri
Daulah umayyah yang berjalan selama lebih kurang 92 tahun, yaitu sejak tahun 40-132 H menganut system kerajaan, yaitu jabatan khalifah diwarisi secara turun menurun. Untuk mrnjalan pemerintahan pada khlalifah bani umayyah melakukan sentralisasi kekuasaan. Tidak berlaku berpuhak-pihak.
Disamping itu untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan Negara, msks Negara didasarkan atas kesamaan idologi serta pemerataan ekonomi, dibidang idiologi, daulah umayyah berusaha menyatukan faham (yang kemudian yasng dikenal dengan faham ahlussunnah) yang paling muderat.
Dibidang ekonomi, diusahakan terciptanya sesuatu pemerataan dengan cara pemebuhan hasil pendapatan oleh daerah yang subur kepada daerah yang tidak subur dengan melaluipemerintah pusat.
Ada bebrapa usaha khusus dalam pembanguna social, politik, ekonomi dan budaya yang di upayakan oleh dinasti bani umayyah. Usaha-usaha itu antara laian:
1.      Bidang politik  
a.       Untuk menjaga kemungkinan terjadi pembunuhan terhadap diri khalifah, diangkat tiga orang pemebantu utama yang tugasnya mengendalikan segala gerak gerik kaum saparitis (pemberotak) yang memusuhi khalifah.
b.      Menyingkirkan keluarga ali bin abi thalib dari berbagai posisi kemasyrakatan dengan cara menjelek-jelekan ali dan keturunannya dalam setiap khutbah jum’at serta forum forum lain.
c.       Menempatkan para pejabat yang berwatak keras didaerah yang dianggap rawan pemberontakan.
d.      Dilakukan patrol keamanan dengan pasukan berkuda dan mendirikan pos-pos pejagaan.
e.       Mempekerjakan orang-orang Kristen dalam departemen keuangan syerir.
f.       Mendororng asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain, keadaan ini telah dirintis oleh sulaiman, kemudian pada zaman khlifah umar bin abdul aziz meneruskan.
2.      Dibidang ekonomi
Sumber keuangan Negara disamping pungut zakat dari yang muslim, dan terhadap penduduk orang non muslimjzya(pajak kepala) dan kharaj (paajak tanah). Selain itu di pungut pula pajak perdagangan dan sebagainya.
3.      Bidang budaya
Menetapakan bahasa arab sebagai bahasa resmi.
4.      Politik luar negeri
Politik luar negeri daulah banu umayyah pada umumnya lebih banyak menekankan pada upaya memperkecil timbulnya serangan-serangan dari luar. Serta berusaha melakuakan berbagai ekspansi militer untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Maka diambila tindakan-tindakan kebijaksanaan antara lain:
a.       Bani umayyah berusaha menjaga dengan ketat tapal batas daerah Syria. Pada situasi yang sangat gawat yaitu pada keadaan politik dalam negeri bani umayyah sedang kacau. Daerah bats yang dikuasainya, maka daulah bani umayyah berusaha menghentikan serangan tersebut dengan cara politik damai.
b.      Berhadapan dengan Byzantium, diadakan perjanjian damai dan persahabatan untuk tidak saling menyerang.
c.       Bagi wilayah-wilayah yang menaytakan perjanjian tunduk melalui jalan damai (shullhum) daulah umayyah memungut upeti.
d.      Terhadap wilayah yang mengaku tunduk dengan jalan damai di tempatkan seorang komisaris. Seperti khlifah hisyam binabdul malik mengangkat sulaiman menjadi komisaris di sind.
e.       Membangun angkatan laut yang tangguh yang berpusat di mesir dan kemudian di Rhodesia dalam upaya membantu untuk mempertahankan diri amupun untuk mmempertahan wilayah.














BAB II
EKSPANSIDAN PERLUASAN WILAYAH ISLAM
A.  Alas an ekspansi
Untuk memahami strategi politik daulah bani umayyah terutama tindakan-tindakan politiknya yang agresif, ekspansi terjadap Negara lain, alasan –alasan tersebut seperti yang dikemukakan oleh M. Masyhur amin antara lain:
a.       Ketika mu’wiyah berhasil tampil memegang kekuasaan terjadi bentrokan-bentrokan dalam negeri terutama dari pendukung ali bin abi thalib yang membentuk partai syi’ah dan aliran-aliran lainnya seperti khawarij, Qodriyah dan jabariyah, sehingga banyak menimbulkan pertikaian dalam negeri. Untuk mengalihkan masalah ters3but khalifah mu’wiyah melakukan serangan terhadap daerah yangbbelum dikuasai dan membangun angkatan perang yang sangat besar.
b.      Daulah bani umayyah terkenal berdarah militer dan sangat gemar melakukan pertulangan kedaerah-daerah yang belum terjamah oleh islam. Sifat-sifat seperti ini sangat mendukung pemerintahannya yang bersikap agresif.
c.       Daulah umayyah memiliki rasa superioritas, yang selalu ingin menguasai daerah mana saja yang mereka kenal. Pada hakekatnya perluasan wilayah islam merupakan realisasi ambisi darim para khalifah bani umayyah untuk menjadi Negara adi kuasa.
d.      Perluasan wilayah yang telah dilakukan oleh khulafaur rasyidin, menibilkan dendam dari Negara yang ditaklukan untuk bangkit kembali merebut wilayahnya, dengan cara mencari kelengahan daulah bani umayyah.
e.       Adanya perintah jihad dalam islam menghilhami daulah bani umayyah untuk menyebarkan syiar islam melalui penaklukan ke daerah-daerah non muslim.
B.  Wilayah-wilayah yang menjadi sasaran penyerangan pada masa daulah bani umayyah
1.      Menaklukan bangsa romawi di asia kecil
Romawi yang dikenal dengan kerajaan Byzantium-nya, merupakan ancaman bagi dualah bani umaiyah sejak masa khalifah mu’awiyah, terutama letaknya dekat ibu kota damaskus. Kerajaan Byzantium dengan ibu kotanya konstantinopel dikenal sangat kuat dan berambisi melakukan penyerangan.khalifah mu’wiyah mengerahkan tidak kurang dari 1.700 kapal laut yang terbuat dari kayu hutan Lebanon, lengkap dengan senjata untuk menaklukan kota konstantinopel (instanbul sekarang). Pertama-tama menaklukan pulau rudes, pulau kereta, pulau Cyprus yang letak dilaut tengah. Kemudian diserbunya pelabuhan romawi yang dipimpin oleh panglima janadah bin abi imayyah. Pada tahun 48 H pasukan umayyah mengepung kota konstantinopel melaui darat dan laut yang dipimpin oleh panglima sufyan bin auf dan didampingi oleh yazid bin mu’wiyah. Dalam pertempuran tersebut ikut pula Abu Ayub Al Anshari, Abdullah bin zubair.Akan tetapi tentara islam itu tidak cukup kuat untuk menebus benteng kota konstantinopel, dan akhirnya mereka kembali ke Syria. Dalam pertempuran ini diantaranya mati syahid abu ayub al anshari dan dikuburkan dibawah benteng kota konstantinopel.
Setelah yazid menjadi khalifah mengagntikan ayahnya (mu’wiayah) tidak sempat melakukan perperangan ke konstantinopel, karena situasi politik dalam negeri tidak stabil. Setelah itu timbul pemberontakan dari sekelompok syiah dan dari kelompok Abdullah bin zubair, kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa romawi untuk melakukan balas dendam, menyerang wialyah islam bahkan memasuku wilayah Syria. Hal ini sampai pada masa khalifah abdul malik bin marwan (84 H). Abdul malik bangkit merebut kembali daerah yang dikuasai tentara romawi dan berhasil merebut wilayah mashaisyah.
Akan tetapi khlifah abdul malik tidak melanjutkan penyerangannya terhadap kota konstantinopel karena dia terdahulu meninggal. Baru pada masa khlifah sulaiman bin abdul malik yang bertetapan dengan terjadinya krisis di Byzantium, sulaiman mengirim pasukan perangnya dipimpinoleh maslamah bin abdul malik, untuk menaklukan kota konstantinopel, tapi serangan kedua ini mengalami kegagalan.
2.      Menaklukan afrika utara dan andalus
Meskipun mu’wiyah gagal menaklukan konstantinopel, namun ia memerintahkan uqbah bin nafi’ al fihri yang telah menetapkan di barqah dan menguasai wilayah Tripoli sejak pemerintahan utsman bin affan, berhasil menghalau tentara romawi dari afrika utara. Ditaklukannya pula tentara bangsa barbar yang memberontak, juga daerah fazzan dan sudan dikuasainya. Kemudian mu’wiyah membangun kota dipinggiran pantai yang dikenal dengan “kota Qoirawan” pada tahun 50 H.
Namun pada akhir pemerintah mu’awiyah, panglima uqbah bin nafi’ dipecat oleh gubernur maslamah bin machlad al anshari  yangbberkuasa dimesir. Akan tetapi pada masa khlifah yazid, uqbah diangkat lagi se bagai panglima, sedangkan abdul muhajir sebagai stafnya, merke berdua bekerja sama menaklukan daerah-daerah musuh sampai kepantai samudra atlantik. Diriwayatkan, uqbah pernah naik keatas bukit lantas berseru: ya allah, sekiranya tidak dihalangi tidak dihalangi perairan samudra ini niscaya hamba terus maju berjuang di atas jalanmu. Andai hamba tahu dibelakang samudera ini masi terdapat negeri dan manusia niscaya hamba akan seberangi, pahlawan ini gugur Qoirawan, kemudian diatas makamnya didirikan mesjid bernamasidi okba.
Penaklukan afrika kemudian dilanjutkan oleh khlifah abdul malik bin marwan yang mengirimkan pasukannya dipimpin oleh panglima zubair. Meskipun tetntara zubair itu gagal namun telah membuat semangat yang menyala-nyala pasukan islam dibawah pimpinan hasan bin nu’man pada serbuan berikutnya, sehingga bangsa barbar yang telah memberontak sejak masa uqbah itu berhasil dikalahkan.
Kemudian khalifah walid bin abdul malik mengangkat musa bin nushair sebagai gubernur di afrika utara. Tindakan pertama musa menaklukan kota sabtah, sementara gubrnur yang bernama yulian dia bebas dengan jaminan mereke berdua akan menggalang kerjasama untuk meklukan kerajaan gotia barat yang sedang diperintah oleh roderik di spanyol. 500 prajurit dipimpin tharif bin malik diutus musa tahun 91 H dengan mengedarai kapal-kapal yang disiapkan yulian.
Kemudaian beberapa orang gotia yang berperan sebagai pengintai. Mereka mendarat di sebuah pulau kecil di ujung benua eropa selatan.
Hasil dari operasi gabungan pertama ini diperoleh keimpulan. Kerajaan gotia barat dalam keadaan lemah. Musa mengirim lagi pasukan sebanyak 7.000 prajurit dipimpin thariq bin ziyad, pada tahun 92 H. thariq dengan pasukannya bergerak menghadapi tentara roderik dan pertempuran pun berkecamuk di dekat muara sungai salado, dekat pinggira tambak-tambak yanda. Pasukan thariq berhasil menghancurkan tentara gotia yang berkekuatan 25000 prajurit. Roderik melarikan diri dan mati tenggelam.
3.      Menaklukan daerah sungai jihun dan sind
Ada dua arah yang dilakukan penyerangan oleh tentara mu’wiyah ketika melakukan penyerangan ke daerah sungai jihun dan sind. Pertama melalui jalur utara, melanjutkan yang pernah dilakukan oleh khulafaur rasyidin, dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin Qais bin haitsam (gubernur hurasan). Dalam penyerbuan itu berhasil direbut daerah balck, badghis dan harah. Dilanjutkan kemudian penyerbuan oleh penglima ziyad bin abihi (gubernur irak). Dan putranya ubaidillah bin ziyad yang berhasil menaklukan daerah bukharah dan Samarkand. Penyerangan ini berlaqnjut hingga pada masa khlifah walid bin abdul malik yang mengirimkan pasukannya dibawah pimpinan alhajjad bin yusuf (gubernur irak).
Pada tahun 86 H Alhajjaj mengangkat qutaibah bin muslim sebagai penguasa khurasan dan menugaskan supaya menaklukan Turkistan. Qutaibah berangkat menaklukan Turkistan dan daerah mawara Al-nahar serta tesykent kemudian menggempur khaqan AL turki raja bukharah sehingga dikuasainya. Diserangnya pula daerah khwarizni dan smarkand.


KESIMPULAN
Daulah bani umayyah bermula dari system pemerintahan utsman, yang mana pada zaman utsman banyak yang suka banyak juga orang yang tidak senang, banyak juga orang tertarik dengan kewibawaan utsman. Yang mana pada zaman pemerintahan utsman sebagian orang mengatakan dia penyalagunaan wewenang kekuasaan.
Pada pemewrintahan dinasti bani umayyah banyak usaha yang telah dilakukan masyarakat agak mulai berkembang dan maju, diantaranya adalah: bidang sosial, bidang ekonomi, dibidang politik, bidang budaya.

  

















pemanfaatan kutilang


TUGAS

TENTANG
PEMANFAATAN KUTILANG (KUMPULAN TEKA-TEKI SILANG)
SEBAGAI MEDIA PERMAINAN SISWA SLTP DALAM BELAJAR
BAHASA INGGRIS



Oleh :











KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun karya tulis dengan judul “pemanfaatan kutilang (kumpulan teka-teki silang) sebagai media permainan siswa SLTP dalam  belajar bahasa ingris” pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan atau tmotivasi dan mendoakan penulis, serta kawan yang telah menolong saya atau membantu secara moril maupun materil dalam menyusun karya tulis ini.
Untuk semua itu, penulis mengucapakan terima kasih dan semoga segala pertolongan yang telah diberikan oleh kawan-kawan dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pendidikan  khususnya di SLTP.


      




                                                                         Lintau, Februari 2011                                       


                                                                      Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. iii
RINGKASAN ………………………………………………………………………………… iv
BAB I.  PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1
A.    Latar belakang Masalah …………………………………………………………….. 1
B.     Identifikasi Masalah ………………………………………………………………… 3
C.     Pembatasan Masalah ………………………………………………………………... 3
D.    Perumusan Masalah ……………………………………………………………….... 3
E.     Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………  4
F.      Kegunaan Penulisan ………………………………………………………………...  4

BAB II. TELAAH PUSTAKA ………………………………………………………………..  5
A.    Pengajaran Bahasa Inggris di SLTP ………………………………………………...  5
B.     Kosa kata dan pengajarannya………………………………………………………..  6
C.     Media permainan teka-teki silang…………………………………………………...  7

BAB III. METODE PENULISAN …………………………………………………………..... 9
A.    Metode Penulisan …………………………………………………………………… 9
B.     Teknik pengumpulan data …………………………………………………………... 9
C.     Jenis dan sumber data ……………………………………………………………….  9
D.    Sistematika penulisan ……………………………………………………………….. 9

BAB IV. ANALISIS DAN SINTESIS ………………………………………………………. 10
A.     Penerapan kutilang dalam penguasaan kosakata dan pemahaman teks …………… 10
B.      Keunggulan dan kelemahan penggunaan kutilang dalam miningkatkan penguasaan kosakata dan pemahaman teks …………………………………………………… 13

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………..  15
A.    Kesimpulan ………………………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

RINGKASAN
Pengajaran bahasa inggris sangat diperlukan guna kemajuan dunia pendidikan Indonesia saat ini. Bahasa inggris sebagai alat komunikasi terpenting dalam persaingan global membuat pemerintah, khususnya bidang pendidikan Indonesia, meningkatkan kualitas bahasa inggris di segala bidang, termasuk peningkatan kualitas dibidang media pengajaran. Pengajaran bahasa inggris mengandung beberapa target literasi sesuai dengan jenjang pendidikan mereka, tingkat literasi itu mencakup tingkat performative, tingkat functional, tingkat imformational, dan tingkat epimestic. Untuk jenjang pendidikan siswa SLTP, tngkat literasi yang di targetkan adalah pemahaman tingkat functional, yaitu agar siswa mampu menggunakan bahasa yang telah mereka pelajari disekolah kedalam keseharian mereka, baik dalam bentuk percakapan, ataupun menghasilkan sebuah teks.
Tingkat functional tersebut diperoleh dari pendekatan genre, yaitu bentuk langkah atau prosedur dalam melakukan sesuatu. Bermacam-macam genre ini diaplikasikan kedalam bentuk teks, yang nantinya akan direalisasikan kedalam empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Disamping itu, genre mengandung unsur situasi budaya yang mrenyebabkan siswa mampu mengaplikasikan hasil teks yang mereka dapat kedalam kegiatan mereke sehari-hari, seperti menuliskan langkah-langkah, atau melaporkannya dalam bentuk percakapan. Genre terbagi kedalam bermaca-macam jenis, tergantung kegiatang yang dilakukan. Adapun contoh jenis genre adalah narrative, descriptive, report, recount, dan procedure.
Namun pembuatan atau pemahaman berbagai macam teks hendaklah memerlukan penguasaan kosakata yang bagus. Semakin banyak kosakat yang dimiliki oleh siswa, maka semakin besar pemahamannya terhadap teks tersebut. Namun pada pengjaran bahasa inggris di SLTP, guru cendrung mengajarkan siswa dengan menggunakan cara dan metode yang tradisional sehingga suasana kelas menjadi menonton. Disamping itu, cara guru di SLTP untuk mengajar kosakata bahasa inggris hanya dengan mencatatkannya didepan kelas peserta artinya, dam meminta siswa untuk menghafalnya. Akibatnya, banyak siswa menjadi bosan dan kehilangan motivasi dalam belajar bahasa inggris di kelas.
Untuk menyikapi masalah itu, di perlukan sebuah cara alternatife yang bisa meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa di SLTP. Sala satu cara yang bisa dilakukan oleh guru adalah menggunakan media seperti permainan. Menggunakan permainan didalam kelas dapat menumbuhkan suasana nyaman dalam belajar sehingga proses belaja mengajar yang dilakukan guru terhadap siswa menjadi lebih optimal. Disamping itu penggunaan permainan didalam kelas akan mempengaruhi cara belajar siswa, yaitu belajar teks. Permainan yan cocok untuk dipermainkan dikelas haruslah permainan yang berhubungan dengan kosakata. Teka-teki silang merupakan sala satu permainan kata yang dapat digunakan dalam meningkatkan kosa kata sisswa. Petunjuk yang diberikan oleh teka teki silang memiliki ke cocokan dengan system pengajaran kosa kata.
      















BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Arus globalisasi, serta kemajuan imformasi dan komunikasi menjadi tantangan bagi dunia pendidikan nasional Indonesia untuk menghasilkan generasi muda yang mampu bersaing di segal bidang. Sebagai bahasa pengntar internasional, bahasa inggris sebagai alat komunikasi yang penting dalam persaingan tersebut. Hasilnya, SDM yang berbahasa inggris akan memiliki nilai tambah berupa kemampun komunikatif (kemampuan bahasa) yang lancar, sehingga peluang mereka lebih besar, baik dengan bangsa sendiri maupun dengan bangsa lain, didalam maupun di luar negeri. Oleh sebab itu, mata pelajaran bahasa inggris mendapat perhatian lebih dari dinas pendidikan Indonesia, mulai dari tingkat SD, SLTP hingga SMA.
Dalam pengajaran bahasa inggris di SLTP, ada 4 aspek yang dijadikan standar kompetensi, yaitu reading, speaking, listening, dan writing. Kompetensi ini akan menjadi komunikatif bila siswa tidak hanya mengerti teori, namun menggunakan dalam kegiatan sehari-hari. Kompetensi komunikatif ini diwujudkan melalui pendekatan pengajaran berbasis genre, dimana siswa mempelajari bebagai macam bacaan berdasarkan konteks situasi, sehingga dapat memberi manfaat dalam kehidupan mereka ( badan penilitaian dan pengembangan pusat kurikulum, 2007).
Namun ternyata hasil pengajaran teks didalam kelas belum maksimal. Menurut Depdiknas dalam kajian pelaksanaan kurikulum SLTP tahun 2007, ditemukan beberapa kelemahan guru dalam mengajarkan teks kepada siswa. Pertama, tidak hanya alokasi  waktu yang baik dalam mengajarkan keempat skiil secara merata, sehingga cendrung focus pada satu skiil saja. Kedua, metode mengajar kurang variatif, sering menggunakan metode ceramah mencatat ysng mrnimbulkan suasana yang bosan dalam kelas. Ketiga, guru tidak mengimbangi pengajaran teks dengan kosakata, sehingga siswa kurang memahami teks yang diajarkan. Padahal disisi lain kosakata merupakan indicator terbaik siswa dalam menguasai bahsa inggris, seperti yang diungkapkan oleh Nunuan (1983) “if someone lacks of  vokabulari, it is imposible for him to cmmucate comprehensively and smoothly”. Jadi banyaknya jumlah kosakata yang diketahui oleh siswa akan mempengaruhi mereka dalam menguasai bahasa inggris tersebut.
Menurut kurikulum pendidikan dasar 1994, target penguasaan kosakata bagi siswa SLTP nerjumlah 1000 kata, yaitu 500 untuk kelas 1, dan masing-masing 250 kata untuk kelas II dan III. Jika penguasaan kosa kata ini berhasil, pemahaman mereka terhadap segala jenis  teks apapun akan menjadi mudah sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi optimal. Untuk itu, diperlukn sebuah teknik pengajaran yang bias meningkatkan kompetesi siswa dalam mengasai kosakata dan menguasai keempat skiil yang ada..
Pemmanfatan teka-teki silang dapat menjadi solusi yang efektif bagi guru untuk mengajarkan teks kepada siswa. Selama ini, teka-teki silang yang ada dibuku pegangan siswa jarang digunakan sebagai latihan. Padahal petunjuk yang ada dalam teka-teki sangat variatif, mulai dari padanan kata, lawan kata, hingga konteks bacaan. Guru dapat memanfaatkan teka-teki silang sebagai media permainan kelas untuk meningkatkan penguasaan kosakata yang akhirnya dapat dipakai siswa untuk memahami berbagai bentuk teks.
Berdasar fenomena itulah penulis mengangkatkan karya tulis ini dengan judul Pengefektifan kutilang ( kumpulan teka-teki silang) sebagai media latihan siswa SLTP dalam belajar bahasa inggris.

B.  Idetifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diindentifikasi beberapa masalah, yaitu :
1.    Guru belum menemukan cara efektif untuk menyeimbangkan pengajaran keempat skiil bahasa inggris
2.    Metode yang diberikan guru kepada sisiwa cendrung tradisional
3.    Pengajaran keempat skiil berbasis teks tidak diikuti dengan pengajaran kosakata

C.  Batasan Masalah
Agar pemahaman lebih terfokus, maka penulis hanya akan membahas masalah ketiga, yaitu ketika pengajran keempat skiil dalam bagasa inggris tidak diikuti oleh pengajaran kosa kata. Karena itu, penulis menawarkan pengefektifan kutilang (kumpulan teka-teki silang sebagai solusi).
D.  Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :
1.      Bagaimana penerapan kutilang dalam meningkatkan penguasaan kosakata dan pemahaman teks?
2.      Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan kutilang dalam meningkatkan penguasaan kosa kata dan pemahaman teks?
E.  Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah untuk menjelaskan dua hal berikut :
1.      Penerapan kutilang dalam meningkatkan penguasaan kosakata dan pemahaman teks
2.      Keunggulan dan kelemahan pengguanaan dan meningkatkan penguasaan kosakata dan pemahaman teks.
F.   Kegunaan penulisan
1.      Menjadi wacana bagi para pembaca tentang peningkatan kualitas pengajaran bahasa inggris melalui permainan
2.      Menjadi wadah bagi penulis dalam menyalurkan ide.















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Pengajaran bahasa inggris di SLTP
Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikankan  nasional, pasal 37 menyatatakan bahwa sala satu yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan menengah adalah pendidikan bahasa inggris, dengan sasaran siswa SLTP dan SMA. Dalam konteks pendidikan, bahasa inggris memiliki karakteristik umum yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta dan ilmu sosial lainnya. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa inggris sebagai alat komunikasi. Sebagai alat untuk komunikasi dalam rangka mengakses informasi, dan dalam konteks sehari-hari sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal bertukar informasi serta serta menikmati estetika dalam budaya inggris (puskur-dit PLP 2003).
1.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut
2.      Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa inggris sebagai sala satu bahasa asing untuk menjadi alat belajar
3.      Mengembangkan pemahaman tentang kaitan bahasa dan budaya

Selain memiliki fungsi khusus dalam bidang pendidikan, bahasa inggris memiliki ruang lingkup. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa inggris meliputi :
1.      Keterampilan berbahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2.      Kompetensi wacana
3.      Pengembangan motivasi yang positif terhadap bahasa inggris sebagai alat komunikasi
Menurut pranowo (1996) pengajaran bahasa dilakukan  dengan pendekatan psikologis yaitu aspek behaviorisme, kognitifisme dan netralisme. Aspek yang mempengaruhi perkembangan bahasa inggris sesuai dengan pendapat Gardner (1975 :89) antara lain :
1.      Pelaksanaan program pengajaran
2.      Kegiatan belajar mengajar
3.      Kemampuan guru
4.      Penggunaan dan tersedianya sarana dan prasarana atau tersedianya sumber belajar lainnya.

B.  Kosakata bahasa inggris dan pengajarannya
Kosakata merupakan aspek yang penting pada bahasa inggris. Menurut read (2000) “vocabulary is knowledge of words and words meaning”. Selanjutnya Haycraft (1978) membagi kosakata kedalam bebrapa klasifikasi, yaitu:
1.    Common words, merupakan kosakata yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Common words juga terbagi dalam beberapa jenis yang lebih spesifik, misalnya:
a.       People
b.      House
c.       Food
d.      Clothes
e.       Sports, dll.
2.      Need words, adalah kosakata khusus yang ssring muncul dalam pelajaran bahasa inggris dan soal-soal ujian. Need words bias berupa
a.    Scool items
b.    Letters, dll.
Brown (1994: 365) juga menjelaskan bebrapa arahan untuk mengjarkan kosakata bahasa inggris, diantaranya:
1.      Menyediakan waktu khusus untuk belajar kosakata
2.      Membuat aktifitas menarik
3.      Memanfaatkan kamus
4.      Membangun strategi mengajar yang baik.

C.  Teka-teki silang
TTS dikenal memiliki susunan kotak-kotak secara vertical maupun horizontal yang saling terhubung satu sama lain. Jumlah kotak merupakan jumlah huruf dari kata yang akan ditebak nantinya. Untuk memudahkan pemain dalam menebak kata, diberi petunjuk untuk setiap ujian. Petunjuk bias berupa defenisi, lawan atau persamaan kata.
Permianan memiliki nilai tambah dalam pengajaran sebuah bahasa. Hal ini diperkuat oleh kim (1995) yang menjelaskan bebrapa manfaat permaianan dalam pengajaran:
1.      Permaianan menjadi atsmosfir baru bagi situasirutin kelas
2.      Permaianan bersifat motivatif dan penuh tantangan
3.      Permainan membantu siswa dalam membuat usaha belajar yang baru
4.      Permainan mempermudah guru dalam menyampaikan pesan mengajarnya
5.      Permaianan membuat siswa mudah berinteraksi dan berpartisipasi didalam kelas.


















BAB III
METODE PENULISAN
A.  Metode penulisan
Metode yang diguanakan oleh penulis dalam pembuatan karya tulis ini merupakan metode deskriptif kualitatif, dimana penulis cendrung untuk menggambarkan kondisi secara sistematik akan fakta tentang pengjaran kosakata yang kurang maksimal di SLTP saat ini beserta solusi pemecahannya tanpa menggunakan nominal angka sebagai hasil akhir.

B.  Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang saya gunakan selama pembuatan karya tulis ini adalah library research. Penulis mengambil data dari berbagai sumber bacaan, baik buku, artikel dan jurnal dari para ahli, dan tulisan-tulisan lain yang memiliki kaitan dengan karya tulis ini.

C.  Jenis nara sumber
Jenis nara sumber yang penulis pakai dalam pembuatan karya tulis ini bersifat sekunder, artinya sumber-sumber yang digunakan berupa buku bacaan dari berbagai penerbit, serta artikel dan jurnal para ahli yang diperoleh mmelalui internet.

D.  Sistematika
Sistematika yang penulis gunakan dalam pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
a)      Bab pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan serta kegunaan.
b)      Bab kajian pustaka
c)      Bab metode penulisan
d)     Bab pembahasan, dan
e)      Bab penutup.

BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Penerapan media inovatif TTS bilingual sebagai upaya meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa SLTP
Siswa SLTP tahun pertama yang pada umumnya memiliki usia 11 hingga 13 tahun memiliki tiga karakteristik psikologis yang dapat dinilai berdasarkan analisis pengajaran bahasa (pranowo, 1996). Karakter pertama cognitifism yang mengasumsikan siswa memiliki daya alami untuk mempelajari bahasa. Karakter kedua adalah behaviorism (kebiasaan), dimana siswa masih cendrung unutk meniru dan belum memunculkan sebuah ide. Karakter ketiga adalah mentalism (mental) dimana siswa masih membutuhkan bimbingan untuk bersaing dan berkompetesi dalam belajar. Oleh sebab itu, penerapan sebuah media permainan menjadi pilihan yang cocok lagi guru dalam mengantarkan pesan pengajaran kepada siswa sehingga siswa mampu mempelajari bahasa secara kreatif sambil memupuk semangat kompetesi. Sebagai sebuah teknik permainan, TTS bilingual sangat sesuai untuk mendukung tercapainya tujuan utama proses pengajaran bahasa tersebut tanpa merusak karakter yang masih mereka miliki.
Selain melibatkan aspek psikologis siswa, keefektifan TTS bilingual untuk diterapkan didalam kelas juga didukung oleh factor penting dari sebuah permainan. Menurut J. Dobson (1974) keuntungan maksimal dari permainan dapat tercapai bila permainan tersebut:
1.      Memiliki persiapan yang sederhana
2.      Mudah untuk dimainkan
3.      Memiliki nilai tantangan akademis
4.      Menghibur, namun tetap menjaga kondisi kelas agar tidak lepas kontrol
5.      Memiliki keefetifan waktu
 Selanjutnya, pembagian tahap pada penerapan TTS bilingual sangat penting dilakukan agar tujuan  utama permaianan dapat terwujud dengan baik. Pelaksanaan permainan dibagi kedalam tiga tahap, yaitu:
1.      Pre teaching (tahap persiapan)
Hal-hal yang dilakukan oleh guru pada proses persiapan meliputi lokasi pelaksanaan, alokasi waktu dan perancangan dan penyiapan media.
a.       Lokasi pelaksanaan dan alokasi
TTS bilingual dapat dimainkan didalam ruangan kelas ataupun diluar ruangan kelas. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu kali perminan berkisar antara 20 hingga 25 menit, sementara satu jam pelajaran menghabiskan waktu 40 hingga 45 menit, sehingga guru dapat menggunakan waktu yang tersisa unutk tahab evaluasi. Jika permainan dilakukan di luar kelas, maka permainan dapat dilakukan lebih dari satu kali dan waktu yang diperlukan bias melebihi waktu didalam kelas.
b.      Perancangan dan penyiapan media
2.      Whilst teaching (tahap pelaksanaan)
Pada tahap pelaksanaan, aturan prosedur perlu dijelaskan secara sistematis dan jelas agar permainan berjalan secara komunikatif.
a.       Aturan permainan
1)     Permainan terdiri dari seorang penghitung waktu, pencatat scor, dan seorang juri serta siswa sebagai pemaian. Juri memiliki tugas sebagai berikut:
a)      Menjelaskan langkah-langkah permainan kepada siswa
b)      Memulai dan menghentikan jalannya permainan
2)     Pembagian pemain dilakukan berdasarkan banyaknya pernyataan pada satu set TTS bilingual. Jika satu set terdiri dari 20 kata sulit, maka pemain berjumlah 20 yang dibagi kedalam 4 kelompok dengan masing-masing 5 orang.
3)     Setiap kelompok harus memiliki kamus.
4)     Waktu yang dibrikan untuk menjawab setiap pertanyaan adalah 30 detik.
5)     Setiap pertanyaan yang dijawab benar memiliki skor 10 dan pertanyaan yang dijawab salah tidak akan mengurangi nilai
6)     Kelompok lain tidak dibenarkan untuk mengganggu kesempatan kelompok lawan
7)     Kelompok yang menang adalah kelompok yang memilki akumulasi nilai tertinggi di akhir permainan.
b.      Langkah permainan
1)      Kelompok diundi untuk menentukan giliran pertama, kedua dan selanjutnya
2)      Guru menyebutkan kata kunci pertama dari untuk kelompok I dan menyediakan waktu 30 detik untuk mengetahui arti kata tersebut dan mengisinya pada kotak yang tersedia didepan kelas.
3)      Jika jawaban kelompok I benar, maka skor untuk kelompok akan bertambah dan pertanyaan selanjutnya digilirkan kepada kelompok II hingga seterusnya
4)      Jika jawaban kelompok I salah, kelompok yang lain diizinkan untuk menjawab, dan skor akan diberikan pada kelompok tercepat dalam menjawab
3.    Post teaching (tahap Evaluasi)
Setelah TTS bilingual selesai dimainkan, maka guru dapat menilai perkembangan yang dialami siswa baik secara langsung maupun tidak langsung, pada tahap ini ada tiga hal penting yang terjadi, yaitu grading, backwash, dan feedback (Arthur, 2004)
Grading merupakan proses penilaian yang diberikan guru kepada siswa. Penilaian lagsung dapat diberikan guru dengan melakukan tes terhadap kosakata yang telah mereke dapat. Tes ini bisa berupa penintegrasian kosakata kepada skiil bahasa inggris yang lain seperti listening, reading, writing dan speaking, an hasil yang diterimah siswa berupa nilai atau angka. Disisi laian, penilaian tidak langsung terjadi saat gur melihat ada atau tidaknya kemajuan motivasi siswa dalam menguasai kosakata bahasa inggris. Penilaian bukan berupa angka, melainkan pujian atau teguran.
Backwash merupakan efek yang dinampakan oleh siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan (Hughes dalam Arthur, 2004), baik positif atau malah negative. Backwash ini sekaligus penentu keberhasilan penerapan TTS bilingual dalam meningkatkan motivasi siswa, untuk menguasai kosakta bahasa inggris. Berdasarkan backwash yang ada, maka feedback (timbale-balik). Jika backwash berasal dari siswa, maka feedback diberikan oleh guru. Namun jika nantinya efek yang muncul tidak memenuhi harapan, maka guru bias melakukan evaluasi, baik dari segi materi permainan atau mungkin siswa itu sendiri sehingga dapat dilakukan perbaikan nantinya.

B.     Pengaruh media inovatif TTS bilingual sebagai upaya meningkatkan penguasaan kosakta bahasa inggris siswa SLTP
Hal pertama yang menjadi tujuan utama penerapan media permainan terhadap siswa dalam proses belajar adalah motivasi mereka. Media TTS bilingual menyediakan atmosfir baru yang lebih menyenangkan dan jauh lebih berbeda dari situasi kelas yang biasa mereka hadapi. Sebagai tambahan, mereka dihadapkan pada situasi untuk dapat bekerja sama antar anggota dalam  satu kelompok sekaligus bersaing dengan kelompok lawan. Yang terpenting, mereka dapat mempelajari kosa kata yang selama ini  mereka hindari dalam nsebauh permainan yang menenangkan.
  Peningkatan aspek emosional siswa khususnya peningkatan motivasi mereka membawa dampak yang mengembirakan di segi akademis. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa siswa dapat menerapkan kosakata yang telah mereka kuasai didalam permainan untuk bidang-bidaang bahsa inggris lainnya. Guru bias mengintegrasikan kosakata kedalam empat skiil bahasa inggris yaitu skiil reading, speaking, listening, dan writing. Ada bebrapa bentuk tes yang bias diberikan guru kepada siswa untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang diberikan TTS bilingual kedalam materi yang lainnya, yaitu:
1.    Keunggulan
Ketika permainan ini dimainkan, banyak sekali keuntungan yang diperoleh oleh siswa dalam proses belajar. Keuntungan pertama siswa mampu menghafal lebih banyak kosakata bahasa inggris dengan baik. Misalnya pada contoh 1, Guru memberikan petunjuk street pada kotak down 1. Dengan demikian siswa dapat mengetahui bhawa street dan rioad memiliki arti yang sama sehingga dalam waktu yang bersamaan siswa dapt menuasai dua kata baru sekaligus .
Keuntungan kedua adalah TTS bilingual melatih konsentrasi siswa dalam belajar. Misalnya pada contoh 1, down 1, guru memberikan petunjuk rapi. Dalam bahasa inggris, rapi dapat diartikan tidy atau neat. Jumlah huruf yang sama bisa mengecoh siswa dalam mengisi TTS. Jika siswa salah mengisi jawaban pada satu kotak saja, maka hal tersebut akan mempengaruhu semuanya sehingga TTS tidak bias dimainkan lagi.
Ketiga, penggunaan kamus akan menjadi  sebuah kebiasaan yang baik bagi siswa. Semakin sering siswa membuka kamus, maka kegemaran mereka akan belajar kosakata bisaa meningkat. Selain itu, bila siswa melakukan sendiri, maka kosa kata yang mereka cari akan lebih lama mereka ingat. Selain itu siswa juga dapat membedakan jenis-jenis kata (lexical word). Selain membatasi topik, guru juga membatasi kosakata berdasarkan jenisnya. Misalnya kata kerja, kata benda dan kata sifat.
Terakhir, permainan akan membuat siswa SLTP lebih nyaman dalam belajar. Mereka tidak terpaku pada cara belajar yang menonton dan cendrung membosankan sehingga siswa akan lebih rileks dalam belajar. Cara belajar yang menyenangkan ini akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
2.    Kelemahan
Jika guru tidak mampu menjelaskan hakikat dari permainan TTS bilingual dan peranannya dalam proses belajar bahasa, maka tujuan dari permainan ini tidak akan tercapai. Disamping itu, jka guru tidak mampu memahami backwash yang diperoleh siswa serta tidak mampu memberikan feedback lanjutan, maka permainan tidak akan tercapai sasaran seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu diharapkan guru mengerti sepenuhnya konsep TTS bilingual dan mampu menerangkan kepada siswa dengan baik.
Prosedurdan alokasi waktu serta tempat yang tidak dirancang dengan baik akan merusak jalannya permainan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris. Akibatnya materi yang seharusnya dapat diberikan melalui TTS bilingaual gagal diserap oleh siswa.














BAB V
PENUTUP
A.  Sipulan
Peningkatan jumlah kosakata bahasa inggris yang dikuasai oleh siswa sangat membantu dalam pemahaman dan penguasaan terhadap skiil bahasa ingris lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya cara yang menarik yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal koasakata. TTS bilingual merupakan sebuah prmainan yang sangat membantu siswa dan memiliki banyaknya manfaat, seperti:
a)    Siswa dapat menghafal lebih banyak kosakata
b)   Siswa dapat menggunakan kosakata yang didapat dalam skiil laiannya
c)    Siswa terbiasa untuk menggunakan kamus
d)   Siswa lebih berkonsentrasi
e)    Siswa tidak merasa bosan dan makin termotivasi untuk belajar
B.     Saran
a)      Agar guru SLTP dapat meningkatkan kualitas siswa dalam bagsa inggris terutama pada penguasaan kosakata melalui permainan  TTS bilingaual.
b)      Agar pembaca dapat mengembangkan ide penulis untuk kemajuan dibidang pengajaran bidang bahasa inggris.